Posts

Showing posts from August, 2025

Dalam Wajah Biner

Image
Dalam hidup, yang segala sesuatu selalu terbagi menjadi dua dan bertolak belakang, Embun mencoba bertahan. Ia merasa dunia menyambutnya dengan hangat dan penuh harapan. Senyum orang asing bisa terasa seperti undangan masuk ke dalam sebuah kenyamanan. Pujian dan harapan bisa menjelma serupa janji setia. Dalam detik-detik itu, ia merasa utuh, dicintai tanpa syarat. Namun, tiba-tiba saja, detik berikutnya, semua runtuh. Senyum berubah sinis, tatapan berubah menjadi pengkhianatan. Ia yang meyakini kalau semua kasih sayang itu berubah palsu, muslihat yang menjebaknya agar kembali terpuruk. Dunia menyalakan cahaya untuknya lalu meninggalkannya dalam gelap gelita, di sudut antah berantah. “Kenapa kalian meninggalkanku?” serunya suatu malam di kamar sendiri. Tapi kamar itu menggemakan suara-suara lirih: mereka tidak pernah benar-benar ada, hanya bayangan yang ia ciptakan.  "Kamu layak sendiri, temanmu cuma sepi, dan jelaga di kepalamu yang akan menelanmu mati." Di kepalan...

Dua Bapak, Dua Dunia, Tiga Leksikal Gustatori

Image
Saya tumbuh dari seorang Papa, ia tidak membaca literatur feminisme atau pemberdayaan perempuan whatsoever, tidak juga mengutip Simone de Beauvoir di dinding seperti kamar saya, atau beli buku bell hooks, atau baca Fatima Mernissi, apalagi mengikuti perdebatan soal bias gender di forum-forum dialektik. Namun, ia menanamkan pada saya satu hal yang jauh lebih membekas, yaitu keberanian jadi manusia berdikari, let's say it… being a lonewolf. Dari kecil, ia mendorong saya untuk bertanya, menantang jawaban, dan melihat dunia dari berbagai sudut. Ia mengoleh-olehi buku-buku, majalah elektro dan komputer (meski ini agak aneh untuk ukuran gadis kecil), komik wayang, novel sains, dan yang paling luar biasa musik-musik dunia yang ajaib untuk telinga saya saat itu. Ia mengajak berdiskusi di meja makan, meski topiknya terlalu “serius” untuk ukuran bocah perempuan. Bagi Papa, saya adalah manusia sebelum saya adalah perempuan. Dan dari situ, tanpa sadar, ia membesarkan saya menjadi s...

Si Kepik dan Separuh Sayapnya yang Patah

Image
Kepik itu pernah jatuh cinta pada selembar daun muda. Ia percaya daun itu rumah, lindap, dan setia. Sampai suatu hari, daun itu ranggas, bukan karena kemarau, tapi karena tangkainya diam-diam rela dipotong ulat demi keselamatannya. Kepik itu jatuh, karena daun kering tak punya daya untuk bertahan. Sejak itu ia tahu, kalau semesta hijau ini seringkali membusuk dari dalam. Ia tinggal di negeri para peragu, bagaimana serangga takut terbang karena khawatir ditangkap belalang, bunga tak berani mekar karena khawatir dihinggapi kupu-kupu. Di sini, mengalah adalah sebuah cara untuk bertahan lebih lama. Semua diajari menunduk, bahkan pada bayangan sendiri. Kepik mengalah pada semut yang menjarah asupannya, pada kumbang yang meremukkan separuh sayapnya, dan pada waktu yang mencuri mentari sebelum tubuhnya bisa menghangat. Kepik punya mimpi besar melintasi sungai, setengah sayapnya memantulkan cahaya seperti mentari yang berbinar-binar. Tapi suatu malam, mimpi itu dibunuh bukan oleh t...

SENI MENJADI SI LUCU

Image
Sebuah tata cara menjadi si paling komedi. Kamu hanya perlu mengatakan iya pada banyak orang, lalu diam-diam kamu belajar mengubur lukamu sendiri di lubang yang tak ada pusaranya, tak ada namanya. Menjadi orang baik itu mudah. Kamu hanya perlu tertawa dan melucu sedikit lebih cerdas daripada semua orang, agar mereka tidak tahu kalau kamu pun sedang hancur perlahan-lahan. Menjadi orang baik itu cukup semringah. Kamu akan sering disebut bak malaikat oleh orang-orang yang bahkan tak tahu di mana tempat tinggalmu. Kamu akan diundang ke semua keriaan, yang tak punya kursi kosong untukmu, saat kamu sudah lelah berdiri. Menjadi orang baik itu menguntungkan. Bukan untukmu, tapi untuk semua orang yang tahu kamu pantang berkata: tidak. Aku telah menjadi payung yang menunggu hujan di ubun-ubun orang lain, gelas kosong yang menunggu diisi tapi selalu diberikan pada orang baru, dan bohlam sorot yang dielu-elukan karena mampu menerangi, meski tak ada satu pun yang bertanya berapa kali ak...