pulang pada puisi
pulanglah ke sunyimu tempat mimpi lebih lugu ibadahmu hanya berupa larik dan langgam pulanglah pada dekap tangis tempat pilu tak perlu ditonton dan gagasan tak pernah monoton pulanglah menuju ruang suci tempatmu menyimpan benci yang tak perlu membuat orang bergidik ngeri pulanglah pada isak dan pada tawa yang kau derai tanpa perlu dilerai yang kau pindai tanpa usah kau bingkai pulanglah pada benih yang bertumbuh tempat imajinasi tanpa keluh meski hari-harimu penuh peluh pulanglah pada puisimu yang lebih jujur tempat kau bebas memaki dari hati, dengan menohok sampai seronok pulanglah ke rumah tempat kau ragu tanpa perlu orang lain tahu tanpa perlu mereka ikut-ikutan pilu