Baterai Sosial Saya Tinggal 1%
Baru dua hari, tapi rasanya seperti seminggu. Dua kali matahari terbit, dua kali matahari tenggelam, dan saya masih terjebak dalam realitas sosial bernama: kumpul keluarga besar.
Saya sayang keluarga. Saya benar-benar sayang. Tapi tidak semua kasih sayang harus dirayakan dengan intensitas 2x24 jam, tanpa ruang jeda. Apalagi kalau intensitas itu diisi oleh banyaknya topik percakapan, banyaknya pertanyaan personal, dan rotasi ‘bercanda’ yang masih itu-itu juga.
Sebagai seorang introvert, ini semacam ujian spiritual. Atau eksperimen sosial: berapa lama seseorang bisa bertahan dikelilingi oleh tawa keras, cerita berulang, dan suara yang saling tumpang-tindih—tanpa meledak atau menghilang secara fisik?
Nietzsche mungkin akan bilang: “Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu lebih kuat.” Tapi saya yakin dia belum pernah ikut acara keluarga besar dengan intensitas begitu lama, dengan kondisi drained.
Ada momen ketika saya duduk di ruang tengah, tersenyum kaku sambil mendengarkan cerita yang sama, dengan detail yang makin absurd setiap tahunnya. Saya ingin berkata jujur, “Boleh saya istirahat sebentar?” Tapi di tradisi keluarga, itu terdengar seperti tak sopan.
Kebersamaan dianggap wajib nikmat. Semua harus tampak hangat, akrab, dan hadir utuh sepanjang waktu. Diam terlalu lama bisa dianggap sakit, atau lebih parah: tidak menghargai momen.
Padahal, seperti kata Heidegger, menjadi “ada” itu butuh ruang sunyi. Tapi di rumah keluarga besar, sunyi adalah mitos. Bahkan kamar mandi pun kadang rebutan. Maka saya menyepi sebentar di ruang depan, berpura-pura mengisi batre HP, demi bisa menarik napas tanpa ada yang bertanya, “Kok diem aja?”
Lelah ini bukan lelah benci. Ini lelah kapasitas. Baterai sosial saya tidak dirancang untuk 48 jam interaksi non-stop dengan intensitas penuh. Saya butuh jeda. Butuh waktu sendiri. Butuh ruang untuk tidak harus jadi ramah setiap jam.
Saya tidak anti keluarga. Saya cuma ingin dikenali sebagai manusia utuh—yang kadang sayang tapi tetap butuh jarak. Yang hadir, tapi tidak bisa selalu aktif. Yang mencintai, tapi tetap butuh ruang untuk menyendiri.
Jadi setelah 2x24 jam ini selesai, kalau saya tidak ikut makan siang ke rumah saudara besok, tolong dimaklumi. Saya sedang charging. Karena jika tidak, yang tersisa bukan saya yang hangat, tapi versi saya yang kosong dan pura-pura baik-baik saja.
Comments
Post a Comment